Selasa, 05 Maret 2013

TEORI TENTANG SIKAP


SIKAP

A. Definisi Sikap
Membahas masalah sikap, berarti membicarakan masalah yang berkaitan dengan suatu situasi seseorang berada pada keadaan untuk menentukan penerimaan atau penolakan kemauan. Sikap berkaitan dengan rasa suka atau tidak suka, penilaian, dan reaksi menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap obyek, orang, situasi, dan mungkin aspek-aspek lain dunia, termasuk ide abstrak dan kebijaksanaan sosial.

Secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer tahun 1862 (dalam Djunaidi, 2011: 1), yang diartikan sebagai status mental seseorang. Mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku individu terhadap manusia lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan terhadap diri individu itu sendiri itulah disebut sikap.

Menurut  Gordon Allport, ahli psikologi sosial dan kepribadian (dalam Safrizal, 2010: 1) sikap lebih kompleks, tidak hanya sekedar reaksi perasaan semata. Menurutnya, sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Oppenheim (dalam Uno, 2012: 98) yang menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kecenderungan untuk bertindak atau mereaksi rangsangan-rangsangan tertentu dengan cara yang tertentu pula. Reaksi-reaksi yang diberikan akan berbeda satu dengan yang lain tergantung pada jenis rangsangan yang memicunya.
Morgan (dalam Dhambea, 2010: 83) merumuskan bahwa sikap sebagai tendensi untuk memberikan reaksi yang positif (menguntungkan) atau reaksi yang negatif (tidak menguntungkan) terhadap orang-orang, obyek atau situasi tertentu. Dalam hal ini, Sarlito (Suryaningsih, 2009: 5) menjelaskan bahwa dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu. Sedangkan dalam sikap negatif, kecenderungan tindakan adalah untuk menjauhi, menghindari, membenci, atau tidak menyukai obyek tertentu.
Pendapat di atas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Marvin dan Jack (dalam Uno, 2012: 99) bahwa sikap seperti halnya motivasi, bukanlah tingkah laku tetapi mendorong timbulnya tingkah laku. Lebih lanjut Marvin dan Jack menjelaskan ada 4 kategori umum tingkah laku yang mungkin disebabkan oleh sikap, yaitu pendekatan positif (positive approach), pendekatan negatif (negative approach), penghindaran positif (positive avoidance), dan penghindaran negative (negative avoidance). Pendekatan positif terjadi bila seseorang menyenangi obyek sikap yang bersangkutan, sedangkan pendekatan negatif terjadi bila seseorang tidak menyenangi obyek tersebut dan bertindak negatif terhadapnya. Misalnya, masa bodoh, merusak, mengabaikan, menyerang, dan sebagainya. Sedangkan penghindaran negatif terjadi bila seseorang menjauhi obyek dengan rasa benci, takut, atau menolaknya mentah-mentah. Penghindaran positif bila seseorang menjauhi suatu obyek atau situasi tertentu dengan cara yang baik-baik.
Dari rumusan-rumusan tentang sikap tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap mempunyai ciri-ciri umum yaitu sebagai berikut.
a.       Merupakan gejala psikologis: sebagai gejala psikologis, sikap tidak dapat diamati tetapi dapat disimpulkan dari tingkah laku yang dapat diamati.
b.      Merupakan kecenderungan untuk bertindak
c.       Tindakan, reaksi atau respon selalu ditujukan kepada sesuatu, baik itu orang, obyek atau situasi tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kumpulan persaan, kepercayaan, dan pemikiran bagaimana harus berperilaku baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Jadi sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bersikap positif atau negatif. Sikap positif  ini dapat ditunjukkan dengan cara memihak atau mendekati, sedangkan sikap negatif  dapat ditunjukkan dengan cara tidak memihak atau menjauhi terhadap suatu obyek pada posisi setuju atau tidak setuju.

B. Komponen Sikap
Triandis (Dambea, 2010: 86) menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga komponen, yaitu sebagai berikut.
1.      Komponen kognitif
Komponen kognitif mencakup gagasan-gagasan yang biasanya merupakan suatu kategori yang digunakan manusia untuk berpikir. Kategori-kategori tersebut merupakan hal-hal yang konsisten dalam respon unutk membedakan stimulus yang berlainan atau merupakan generalisasi mengenai berbagai hal yang dituju oleh sikap itu.
2.      Komponen afektif
Komponen ini mencakup emosi yang mengisi gagasan-gagasan itu. Jika individu merasa senang atau merasa tidak senang ketika berpikir tentang sesuatu kategori, maka dikatakan bahwa ia memiliki perasaan positif atau perasaan negatif terhadap kategori tersebut.
3.      Komponen behavior
Komponen behavior mengacu pada bagaimana seseroang berniat atau berharap untuk bertindak terhadap suatu obyek, seseorang, atau situasi tertentu. Kepercayaan dan perasaan mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang akan berprilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. kecenderungan berperilaku secara konsisten selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini akan membentuk sikap individual. Kecenderungan berprilaku menunjukkan bahwa komponen behavior meliputi bentuk prilaku yang tidak hanya dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi juga merupakan bentuk-bentuk perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang.
Sebagai suatu sistem, maka ketiga komponen sikap tersebut memiliki hubungan yang erat dan konsisten. Keeratan dan konsistensi hubungan antar ketiga komponen itu menggambarkan sikap individu terhadap stimulus yang dihadapinya. Hal in dikarenakan apa yang dipikirkan akan berhubungan dengan apa yang dirasakan dan hal itu akan menentukan apa yang akan dilakukannya terhadap suatu obyek sikap.

C. Fungsi Sikap
Sikap memiliki sejumlah fungsi psikologis yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian Katz, Smith, Brunner & white (dalam Uno, 2012: 100) disimpulkan bahwa ada lima fungsi sikap penting. Kelima fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Sikap sebagai fungsi insrumental
Sikap sebagai fungsi instrumental semata-mata digunakan untuk mengekspresikan keadaan spesifik keinginan umum kita, untuk mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman. Contoh, mendukung upaya pemerintah dalam mempermudah pelayanan kepada masyarakat, tetapi menentang adanya pungutan atau pajak yang tinggi.
2.      Sikap sebagai fungsi nilai ekspresif
Sebagai fungsi nilai ekspresif, sikap digunakan untuk mengekspresikan nilai untuk mencerminkan konsep diri kita. Contoh, seseorang memiliki sikap positif terhadap teman yang berbeda suku dan agama karena memegang kuat nilai-nilai tentang keanekaragaman, kebebasan pribadi dan toleransi.
3.      Sikap sebagai fungsi pertahanan ego
Fungsi sikap sebagai pertahanan ego adalah melindungi kita dari rasa kecemasan  atau ancaman bahaya bagi harga diri kita. Misalnya, kita selalu merasa optimis dapat melakukan dan menyelesaiakn pekerjaan kita dengan baik walaupun waktu yang tersedia untuk itu tinggal sedikit. Dalam keterbatasan waktu kita tetap menjalankan tugas dengan sabar dan tidak tergesa-gesa. Dalam hal ini, emosi dikontrol dengan baik sehingga akan memberikan efek ketenangan dalam bekerja.
4.      Sikap sebagai fungsi penyesuaian sosial
Fungsi sikap sebagai penyesuaian sosial artinya membantu diri kita menjadi bagian dari komunitas sosial tertentu di manapun kita berada. Kita tidak menjadi kaku dengan kondisi sosial atau lembaga tertentu. Secara spontan, perlahan dan bertahap berupaya untuk memahami dan beradaptasi dengan kondisi yang ada.
5.      Fungsi sikap sebagai perilaku.
Dan fungsi sikap sebagai perilaku adalah sikap itu telah melekat dalam diri kita dan menjadi bagian dari perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, sikap yang teramati dari diri kita dalam kehidupan sehari-hari biasanya ditandai oleh orang lain sebagai karakter kita dalam bertingkah laku.   

Dirangkum dan diposkan oleh: Eko Khoerul Nurnawawi

Agar Lebih Mantap, Baca Juga Artikel Berikut Ini Ya...!!!

2 komentar:

  1. halo..boleh tau ini sumbernya dari mana?trims..

    BalasHapus
    Balasan
    1. sumbernya dari mana? mohon dicantumkan

      Hapus

Jangan Lupa Tinggalkan Pesan Ya....

Contoh :