Pendekatan
Sains Terpadu
Istilah
pembelajaran terpadu berasal dari kata “integrated teaching and learning” atau
“integrated curriculum approach”. Konsep ini dikemukakan oleh John Dewey
sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik
dan kemampuan pengetahuannya. Dewey mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu
adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak dalam
pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkugan dan pengalaman
dalam kehidupannya. Sehubungan dengan itu, pendekatan pembelajaran terpadu
membantu anak untuk belajar menghubungkan apa yang telah dan baru mereka
pelajari.
Tidak
ada defenisi tentang pembelajaran terpadu yang sama antara yang satu dengan
yang lainnya. Jakobs memandang bahwa pembelajaran terpadu sebagai pendekatan
kurikulum interdisipliner (interdisciplinary curriculum approach). Menurutnya, pembelajaran
terpadu merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran sebagai proses untuk
mengaitkan dan mempadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar
mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak,
serta kebutuhan dan tuntutan ligkungan sosial keluarga.
Dari
sisi perspektif bahasa, pembelajaran terpadu sering diartikan sebagai
pendekatan tematik (thematic approach). Pembelajaran terpadu didefinisikan
sebagai proses dan strategi yang mengintegrasikan isi bahasa (membaca, menulis,
berbicara dan mendengar) dan mengaitkannya dengan mata pelajaran yang lain.
Konsep ini mengintegrasikan bahasa sebagai pusat pembelajaran yang dihubungkan
dengan berbagai tema atau topik pembelajaran.
Pembelajaran
terpadu sering juga disebut pembelajaran koheren (a coherent curriculum
approach), yang memandang bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk
mengembangkan program pembelajaran yang menyatukan dan menghubungkan berbagai
program pendidikan. Kurikulum tidak harus terdiri atas bagian-bagianyang
mengakumulasikan pengalama belajar peserta didik, kurikulum dapat diumpamakan
seperti sebuah “hutan dengan pohon” terpadu, relevan dan bermanfaat.
Keterhubungan dalam kurikulum tidak hanya mata pelajaran dan kebutuhan, serta minat
nyata anak, tetapi juga antara tujuan dan kegiatan, serta masyarakat umum.
Pendekatan terpadu menekankan pada langkah membuat atau melakukan hubungan
antara bagian program pembelajaran dan kehidupan peserta didik, dengan
lingkungan sosial sekitarnya.
Definisi
lain tentang pendekatan terpadu adalah pendekatan holistik yang mengombinasikan
aspek epistemologi, sosial, psikologi dengan pendekatan pedagogi untuk
pendidikan anak. Pendekatan ini berusahamenghubungkan antara otak dan raga,
antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan antara
pengetahuan lainnya. Pembelajaran
terpadu menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas
pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi anak, baik aktivitas informal
maupun formal, meliputi pembelajaran inquiri secara aktif sampai penyerapan
pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan
pengalaman anak untuk membantu anak mengerti dan memahami dunia mereka.
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang
terkait secara harmonis yang memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada
peserta didik. Pembelajaran ini merupakan model yang berusaha untuk memadukan
beberapa pokok bahasan. Keterpaduan ini darpat dilihat pada aspek proses dan
waktu, aspek materi belajar, dan aspek kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran
terpadu dapat dilaksanakan dalam proses pembelajaran peserta didik SD/MI sampai
SMA/MA sesuai dengan kompetensi dan materi ajar yang terdapat dalam kurikulum.
Beberapa
prinsip dasar pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut.
- The hidden curriculum. Maksudnya adalah anak tidak hanya
terpaku pada pernyataan, atau pokok bahasan tertentu, karena sangat
mungkin pembelajaran yang dikembangkan itu memuat pesan “tersembunyi” yang
sejatinya penuh makna bagi anak.
- Subjects in the curriculum. Maksudnya, bagian yang perlu
didahulukan dalam pemilihan pokok atau topik belajar , waktu belajar
dan penilaian kemajuan harus menjadi pertimbangan utama.
- The learning environment. Maksudnya, lingkungan belajar di
kelas harus bisa memberi kebebasan bagi anak untuk berpikir dan
berkreativitas.
- Views of the sosial world. Maksudnya masyarakat sekitar harus
membuka diri atau bersikap terbuka dan peduli untuk memberi wawasan dalam
rangka pengembangan pembelajaran di sekolah.
- Values and attitude. Maksudnya, anak-anak memperoleh
sikap dan norma dari lingkungan masyarakat, termasuk rumah, sekolah, dan
panutanya baik verbal maupun nonverbal.
Model
pembelajaran terpadu memiliki sintaks yang berbeda dengan model pembelajaran
pada umumnya. Sintaks pembelajaran terpadu lebih fleksibel karena dapat
diadopsi dari berbagai model pembelajaran yang lain. Secara umum, sintaks
pembelajaran terpadu ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Sintaks pembelajaran terpadu
Tahap
|
Tingkah Laku Guru
|
Fase-1
Pendahuluan
|
1. Mengaitkan pelajaran
sekarang dengan pelajaran sebelumnya.
2. Memotivasi siswa
3. Memberikan pertanyaan kepada
siswa untuk mengetahui konsep-konsep prasarat yang sudah dikuasai oleh siswa
4. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
|
Fase-2
Presentasi Materi
|
1. Presentasi konsep-konsep
yang harus dikuasai oleh siswa melalui demonstrasi dan bahan bacaan
2. Presentasi keterampilan
proses yang dikembangkan
3. Presentasi alat dan bahan
yang dibutuhkan melalui charta, atau yang lainnya.
4. Memodelkan penggunaan
peralatan melalui charta, atau yang lainnya
|
Fase-3
Membimbing pelatihan
|
1. Menempatkan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar
2. Mengingatkan cara siswa
bekerja dan berdiskusi secara kelompok sesuai komposisi kelompok.
3. Membagi buku siswa dan LKS
4. Mengiangatkan cara menyusun
laporan hasil kegiatan
5. Memberikan bimbingan
seperlunya
6. Mengumpulkan hasil kerja
kelompok setelah batas waktu yang ditentukan
|
Fase-4
Menelaah pemahaman dan
memberikan umpan balik
|
1. Mempersiapkan kelompok
belajar untuk diskusi kelas
2. Meminta salah satu anggota
kelompok untuk mempresentasikan hasil kegiatan sesuai dengan LKS yang telah
dikerjakan.
3. Meminta anggota kelompok
yang lain untuk menanggapi hasil presentasi
4. Membimbing siswa
menyimpulkan hasil diskusi
|
Fase-5
Mengembangkan dengan
memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
1. Mengecek dan memberikan
umpan balik terhadap tugas yang dilakukan
2. Membeimbing siswa
menyimpulkan seluruh materi pembelajaran yang baru saja dipelajari
3. Memberikan tugas rumah
|
Fase-6
Menganalisis dan
mengevaluasi
|
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap kinerja mereka
|
Agar Lebih Mantap, Baca Juga Artikel Berikut Ini Ya...!!!
trima kasih mas bro.. sangat membantu artikelnya.
BalasHapussama-sama
BalasHapus