SIKAP
A. Definisi Sikap
Membahas masalah sikap, berarti membicarakan masalah yang berkaitan
dengan suatu situasi seseorang berada pada keadaan untuk menentukan penerimaan
atau penolakan kemauan. Sikap berkaitan dengan rasa suka atau tidak suka,
penilaian, dan reaksi menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap obyek,
orang, situasi, dan mungkin aspek-aspek lain dunia, termasuk ide abstrak dan
kebijaksanaan sosial.
Secara
historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer
tahun 1862 (dalam Djunaidi, 2011: 1),
yang diartikan sebagai status mental seseorang. Mekanisme mental yang mengevaluasi,
membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan
perilaku individu terhadap manusia lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi
oleh individu, bahkan terhadap diri individu itu sendiri itulah disebut sikap.
Menurut Gordon Allport,
ahli psikologi sosial dan kepribadian (dalam Safrizal, 2010: 1) sikap lebih kompleks,
tidak hanya sekedar reaksi perasaan semata. Menurutnya, sikap merupakan semacam
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu. Hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Oppenheim (dalam Uno, 2012: 98) yang
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kecenderungan untuk bertindak
atau mereaksi rangsangan-rangsangan tertentu dengan cara yang tertentu pula.
Reaksi-reaksi yang diberikan akan berbeda satu dengan yang lain tergantung pada
jenis rangsangan yang memicunya.
Morgan (dalam Dhambea, 2010: 83) merumuskan bahwa
sikap sebagai tendensi untuk memberikan reaksi yang positif (menguntungkan)
atau reaksi yang negatif (tidak menguntungkan) terhadap orang-orang, obyek atau
situasi tertentu. Dalam hal ini, Sarlito (Suryaningsih, 2009: 5) menjelaskan
bahwa dalam sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,
mengharapkan obyek tertentu. Sedangkan dalam sikap negatif, kecenderungan
tindakan adalah untuk menjauhi, menghindari, membenci, atau tidak menyukai
obyek tertentu.
Pendapat di atas sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Marvin dan Jack (dalam Uno, 2012: 99) bahwa sikap seperti halnya motivasi,
bukanlah tingkah laku tetapi mendorong timbulnya tingkah laku. Lebih lanjut
Marvin dan Jack menjelaskan ada 4 kategori umum tingkah laku yang mungkin
disebabkan oleh sikap, yaitu pendekatan positif (positive approach), pendekatan negatif (negative approach), penghindaran positif (positive avoidance), dan penghindaran negative (negative avoidance). Pendekatan positif
terjadi bila seseorang menyenangi obyek sikap yang bersangkutan, sedangkan
pendekatan negatif terjadi bila seseorang tidak menyenangi obyek tersebut dan
bertindak negatif terhadapnya. Misalnya, masa bodoh, merusak, mengabaikan,
menyerang, dan sebagainya. Sedangkan penghindaran negatif terjadi bila
seseorang menjauhi obyek dengan rasa benci, takut, atau menolaknya
mentah-mentah. Penghindaran positif bila seseorang menjauhi suatu obyek atau
situasi tertentu dengan cara yang baik-baik.
Dari rumusan-rumusan tentang sikap tersebut di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap mempunyai ciri-ciri umum yaitu sebagai
berikut.
a. Merupakan
gejala psikologis: sebagai gejala psikologis, sikap tidak dapat diamati tetapi
dapat disimpulkan dari tingkah laku yang dapat diamati.
b. Merupakan
kecenderungan untuk bertindak
c. Tindakan,
reaksi atau respon selalu ditujukan kepada sesuatu, baik itu orang, obyek atau
situasi tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah suatu kumpulan persaan, kepercayaan, dan pemikiran bagaimana
harus berperilaku baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan terhadap
suatu objek tertentu. Jadi sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk
bersikap positif atau negatif. Sikap positif
ini dapat ditunjukkan dengan cara memihak atau mendekati, sedangkan
sikap negatif dapat ditunjukkan dengan
cara tidak memihak atau menjauhi terhadap suatu obyek pada posisi setuju atau
tidak setuju.
B. Komponen Sikap
Triandis (Dambea, 2010: 86) menjelaskan bahwa sikap
memiliki tiga komponen, yaitu sebagai berikut.
1. Komponen
kognitif
Komponen
kognitif mencakup gagasan-gagasan yang biasanya merupakan suatu kategori yang
digunakan manusia untuk berpikir. Kategori-kategori tersebut merupakan hal-hal
yang konsisten dalam respon unutk membedakan stimulus yang berlainan atau
merupakan generalisasi mengenai berbagai hal yang dituju oleh sikap itu.
2. Komponen
afektif
Komponen
ini mencakup emosi yang mengisi gagasan-gagasan itu. Jika individu merasa
senang atau merasa tidak senang ketika berpikir tentang sesuatu kategori, maka
dikatakan bahwa ia memiliki perasaan positif atau perasaan negatif terhadap
kategori tersebut.
3. Komponen
behavior
Komponen
behavior mengacu pada bagaimana seseroang berniat atau berharap untuk bertindak
terhadap suatu obyek, seseorang, atau situasi tertentu. Kepercayaan dan
perasaan mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang akan berprilaku
dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan
oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.
kecenderungan berperilaku secara konsisten selaras dengan kepercayaan dan
perasaan ini akan membentuk sikap individual. Kecenderungan berprilaku
menunjukkan bahwa komponen behavior meliputi bentuk prilaku yang tidak hanya
dapat dilihat secara langsung saja, akan tetapi juga merupakan bentuk-bentuk
perilaku yang berupa pernyataan atau perkataan yang diucapkan seseorang.
Sebagai suatu sistem, maka ketiga komponen sikap
tersebut memiliki hubungan yang erat dan konsisten. Keeratan dan konsistensi
hubungan antar ketiga komponen itu menggambarkan sikap individu terhadap
stimulus yang dihadapinya. Hal in dikarenakan apa yang dipikirkan akan
berhubungan dengan apa yang dirasakan dan hal itu akan menentukan apa yang akan
dilakukannya terhadap suatu obyek sikap.
C. Fungsi Sikap
Sikap memiliki sejumlah fungsi psikologis yang
berbeda. Berdasarkan hasil penelitian Katz, Smith, Brunner & white (dalam
Uno, 2012: 100) disimpulkan bahwa ada lima fungsi sikap penting. Kelima fungsi
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sikap
sebagai fungsi insrumental
Sikap
sebagai fungsi instrumental semata-mata digunakan untuk mengekspresikan keadaan
spesifik keinginan umum kita, untuk mendapatkan manfaat atau hadiah dan
menghindari hukuman. Contoh, mendukung upaya pemerintah dalam mempermudah
pelayanan kepada masyarakat, tetapi menentang adanya pungutan atau pajak yang
tinggi.
2. Sikap
sebagai fungsi nilai ekspresif
Sebagai
fungsi nilai ekspresif, sikap digunakan untuk mengekspresikan nilai untuk
mencerminkan konsep diri kita. Contoh, seseorang memiliki sikap positif
terhadap teman yang berbeda suku dan agama karena memegang kuat nilai-nilai
tentang keanekaragaman, kebebasan pribadi dan toleransi.
3. Sikap
sebagai fungsi pertahanan ego
Fungsi
sikap sebagai pertahanan ego adalah melindungi kita dari rasa kecemasan atau ancaman bahaya bagi harga diri kita.
Misalnya, kita selalu merasa optimis dapat melakukan dan menyelesaiakn
pekerjaan kita dengan baik walaupun waktu yang tersedia untuk itu tinggal
sedikit. Dalam keterbatasan waktu kita tetap menjalankan tugas dengan sabar dan
tidak tergesa-gesa. Dalam hal ini, emosi dikontrol dengan baik sehingga akan
memberikan efek ketenangan dalam bekerja.
4. Sikap
sebagai fungsi penyesuaian sosial
Fungsi
sikap sebagai penyesuaian sosial artinya membantu diri kita menjadi bagian dari
komunitas sosial tertentu di manapun kita berada. Kita tidak menjadi kaku
dengan kondisi sosial atau lembaga tertentu. Secara spontan, perlahan dan
bertahap berupaya untuk memahami dan beradaptasi dengan kondisi yang ada.
5. Fungsi
sikap sebagai perilaku.
Dan
fungsi sikap sebagai perilaku adalah sikap itu telah melekat dalam diri kita
dan menjadi bagian dari perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal
ini, sikap yang teramati dari diri kita dalam kehidupan sehari-hari biasanya
ditandai oleh orang lain sebagai karakter kita dalam bertingkah laku.
Dirangkum dan diposkan oleh: Eko Khoerul Nurnawawi
Agar Lebih Mantap, Baca Juga Artikel Berikut Ini Ya...!!!
fungsi sikap
definisi sikap
attitude
halo..boleh tau ini sumbernya dari mana?trims..
BalasHapussumbernya dari mana? mohon dicantumkan
Hapus